I can Fly

Separuh sayap dan separuh hati ini adalah bukti cinta kita masing-masing. Aku pengen kamu inget, Sesuatu itu takkan pernah bisa terbang hanya dengan satu sisi sayap, Seperti kita , Kita juga nggak akan pernah bisa terbang jika kita tak bersatu. Kamu yakinkan aku adalah separuh sayapmu?

Masih tergambar jelas kata-kata itu di pikiran gue, loe yang selalu nyemangatin gue, loe yang selalu ada buat gue di saat gue terpuruk, loe yang gue anggep sebagai separuh sayap gue, dan gue yang nggak bisa terbang ketika loe nggak ada di samping gue. Bagi gue loe adalah segalanya, wanita yang bener-bener gue anggep penting dalam hidup gue. Gue berangan suatu saat nanti bisa menjalani hidup bersama loe,  Membuat rumah bersama,dan mendidik anak-anak kita hingga menjadi orang-orang yang sukses, Tapi entahlah, Harapan itu seolah-olah memudar ketika loe ucapkan kata sakti yang seolah, loe tak pernah memikirkan bagaimana nyonyornya perasaan gue saat dengar kata itu. Hanya gegara gue punya kesalahan di masa lalu yang kembali menyeruak keluar bagaikan bunga yang baru saja mekar.

Tak pernahkah loe pikirkan bagaimana gue mati-matian pertahanin loe, bagaimana mungkin kita yang sudah mengenal satu sama lain berakhir hanya karna terbutakan oleh emosi sesaat, Gue sadar gue bukanlah orang yang sempurna, tapi tahukah loe?, loe lah yang membuat gue ngerasa sempurna. Tak pernah kah loe pikirkan itu. Gue rela apapun demi loe, demi perjalanan dan harapan kita. Gue rela nggak makan demi sesuatu yang bisa menjaga senyum loe. Gue rela ninggalin kuliah dan aktivitas gue demi loe. Dan yang paling gue sesalin ketika gue terkadang bo’ong ma ortu gue hanya untuk melihat loe. Andaikan gue punya telepati, gue bakal baca pikiran loe dan berusaha turutin apa yang loe ingin, tanpa gue harus membaca gerakan non verbal loe yang terkadang nggak gue pahami.

Loe anggep gue cengeng. Emang!!! Itu hanya terjadi di depan loe. Karena gue bener-bener lemah di depan loe. Loe bener2 menyiksa gue disini dalam rasa bersalah yang kini membunuh gue secara perlahan. Loe slalu menghindar dari gue, yang ingin ungkap semua lewat kata maaf gue. Tak cukupkah gue bersujud di depan loe dan memohon loe agar loe kembali untuk gue.

Sepertinya semua takkan merubah keadaan ini, tapi setidaknya gue pernah berjuang, meski tak pernah ternilai di mata loe. Seenggaknya gue pernah menanti terkapar melawan sepi hati gue yang tak pernah berhenti mencintai loe.

“Cie… ada orang galau nih”
“Apa-apaan sih mun. gue lagi nggak cengengesan nih” Damn!! Si Mumun ini mencampuri urusan gue mulu. nggak tahu gue lagi terpuruk apa.
“Daripada loe galau gitu mending loe cari sesuatu yang bermanfaat kek bang”
“Aaa.. lagi nggak bisa mikir gue mun”
“Tuh, ada gitar. Loe nyanyi sambil teriak2 kayak biasanya aja bang. Nggak tega gue liat loe kayak gitu bang”
“Ah, ide bagus tuh mun, eh, tapi tangan gue lagi sakit ni mun”
“Alah, yaudah sebisa loe ajalah bang”
“Ya udah sini gitarnya. Bentar gue piker dulu mau nyanyi apa”
.
.
Nyonyor.mp3

Tweet