Avatar, The Legend of Cimut

“Air,  Api, Tanah, dan Udara, dahulu keempat negara hidup dengan damai, namun semuanya berubah saat negara api menyerang. Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya. Namun saat dunia membutuhkannya dia menghilang. Beratus tahun kemudian aku dan kakakku menemukan seorang avatar muda yang unyu baru. Seorang pengendali udara bernama Cimut (Sialan, mau muntah gue baca ini). Walaupun ilmu pengedalian payudaranya sangat bagus, namun dia masih butuh banyak waktu untuk bisa menguasai semuanya, Tapi aku yakin, Cimut dapat menyelamatkan dunia”

Tahukah kamu siapa cimut sebenernya?
Cimut adalah seorang pengendali payudara yang setelah sekian lama menghilang dan akhirnya kutemukan. Kenapa disebut sebagai pengendali udara, karena dia dapat mengeluarkan udara dari mulut, hidung bahkan dari pantatnya sekalipun (Luar binasa). TAMAT
Ini cerita gue waktu awal kauliah dulu (Dan sekarang gue juga masih kuliah).

Cimut sebenernya adalah sebutan untuk seorang anak yang kebetulan nangkring magang di kampus gue. Sebut saja namanya Selfie, usia 17 tahun. Anaknya putih, imut, unyu-unyu, ya mirip gue gitulah pokoknya. Itulah sebabnya dia gue panggil Cimut.

Gue lumayan dekat sih sama dia. Waktu itu gue baru kuliah praktikum, dan kebetulan gue setengah jomblo, dan kebetulan juga Selfie jadi babu membantu membagikan alat untuk praktikum. Waktu itu Selfie memberikan alat praktikum pake mulut tangannya ke gue (menurut temen gue sih biasa, soalnya semua dibagiin ma Selfie, Tapii kan…Ah, sudahlah, Lanjut cerita).

Ketika akan menerima alat-alat itu serasa dunia menjadi beku, waktu serasa berhenti, hanya aku dan Selfie, yang sedang mengulurkan tanganya kepadaku. Tanganku seolah kaku untuk menerimanya, menggengamnya, meremasnya, dengan sepenuh hatiku. Aku tatap matanya yang berbinar-binar, pipinya yang imut, unyu-unyu. dan dia berbalas menatapku dengan tatapan manja #awww, dan sekali lagi dia menyodorkan tanganya ke arahku. Oh My God, inikah pertanda dia akan menjadi milikku.
Gue pun merasa bimbang, perasaanku terombang-ambing.

“Apakah aku bisa membahagiakan dia?” Pertanyaan yang pertama kali muncul dibenakku.
“Dan bukankah ini terlalu cepat” Perasaanku kembali berkecamuk.

Lalu aku pun sejenak memejamkan mataku.
Dan akhirnya gue terima, tanpa sepatah katapun terucap dari mulut gue.
Dan akhirnya kita jadian, dan hidup bahagia selamanya.




Dan saat itu gue masih memejamkan mata.
Gue ngerasa ada yang panggil gue.

"Don, donh"
"Suaranya lembut khas si Selfie"  pikir gue.
Gue buka pelan-pelan mata gue. pelan-pelan juga suara itu berubah menjadi berat. begitu ngebass.
dan ketika mata gue terbuka.
Astajim, gue kaget ada keledai di depan gue lagi nyengir-nyengir.
Dan tak lain dan tak bukan si Bagus temen sekelompok gue.

Eitz, bukan hanya itu

Selesai praktikum pun gue ngobrol sama dia.
Awalnya gue yang nyamperin ngajak ngobrol dia, maklum gue kan laki yang tangguh.

“Hai, Cimut” Sapa gue.

Entah ada angin apa dia noleh ke gue. (biasanya sih gue ditampar).

Gue nunjukkin senyum termanis gue di hadapanya.
Dan dia pun langsung muntah saat melihat senyum gue.
Kemudian dia pun berlalu pergi meninggalkan gue.
Dan saat dunia membutuhkanya dia pun menghilang.
Bersambung...tapi nggak ada sambunganya.

0 Response to "Avatar, The Legend of Cimut"

Post a Comment